Jumat, 27 Juni 2014

Paket Sampel

Penasaran sama produk BabyTofu????
Pengen tau gimana produk BabyTofu???
Nah, jangan khawatir Bunda..
BabyTofu menyediakan paket sampel!!!
Paket sampel? Apa itu???
Ini diaaaa:

Untuk paket sampel 1 turun harga lho Bundaaa!!! :D
Cuma jadi 150K :3 waaaah menarik bukan? yuuuukss diorder :D

Yaaay, Ramadhan :D


Alhamdulillah...
Akhirnya ramadhan tiba juga..Alhamdulillah :)
Marhaban ya Ramadhan..
Selamat menunaikan ibadah puasa :D




Si Kecil Pintar Menabung

Menabung memang memiliki manfaat positif bagi kehidupan seseorang. Begitupula jika hal ini diterapkan pada buah hati tercinta.
Ya, menabung memang harus diajarkan pada anak sedini mungkin. Apalagi menabung juga bisa membentuk karakter anak.
"Menabung itu perilaku. Untuk bisa jadi kebiasaan itu harus dikondisikan sejak usia sedini mungkin,"ujar Psikolog Ratih Ibrahim seperti dilansir Okezone.
Meski begitu, Ratih menambahkan, para orangtua juga harus tahu tahapannya lebih dulu.
"Mengajarkan anak menabung itu ideal, tapi harus dikenalkan uang dulu. Pada saat anak umur 1-1,5 tahun boleh dikenalkan pada uang," terangnya.
"Kenalkan pada konsep dasarnya seperti jenis uang kertas atau koin, lalu ajarkan misalnya uang koin, bisa dimasukkan ke celengan, atau uang kertas, masuk kedalam kotak," imbuh Ratih.
Setelah tahapan tersebut, anak kemudian mulai diajarkan untuk mengenal nilai dari uang.
"Ketika dia lebih besar atau pada saat umur 3 tahun, baru diajarkan bedanya nominal yang tertera," katanya.
Lebih lanjut, Ratih mengatakan bahwa setelah tahapan tersebut dilalui, para orangtua baru bisa mengenalkan bagaimana caranya menabung dengan baik. Tentu saja hal ini dilakukan dengan cara mengondisikan perilakunya.
"Waktu SD diajarkan bagaimana mengelola uangnya, karena dia sudah mulai mengerti. Misalnya dia sudah mulai minta mainan, lalu dari situ kita bantu untuk mengelolanya keinginannya. Proses ini bisa membantu anak untuk menabung dan mengelola keuangannya secara bertahap," tutupnya.

Sumber : http://www.ciputraentrepreneurship.com/personal-advice/yuk-ajari-si-kecil-rajin-menabung

Ajak Si Kecil Berpuasa Yuk!

Tak terasa, esok umat islam akan kembali bertemu dengan bulan penuh berkah dan menjalankah ibadah puasa. Puasa menahan lapar, haus dan hawa nafsu memang menjadi hal yang memberatkan dan menakutkan untuk anak-anak. Tapi, tentu saja bukan berarti kita tidak mampu melatihnya untuk menjalankan ibadah wajib satu ini. Meski belum wajib untuk anak kecil yang belum baligh, namun mengajarkan mereka puasa sedini mungkin juga membantu anak-anak memahami kewajiban agama islam secara lebih dekat. Biar tak lagi bingung, Yuk simak tips yang berhasil diramu tim Sayangi.com untuk mengajak sang buah hati latihan puasa.
1. Jelaskan makna Ramadan
Apa itu Ramadan? Jelaskan kepada anak dengan bahasa yang ringan dan mudah dicerna mengenai konsep Ramadan. Dari penjelasan tersebut diharapkan anak bisa merasakan semangat dari Ramadan itu sendiri. Jika buah hati kita sudah mulai mengerti penyebab mengapa umat islam harus menjalankan ibadah puasa dan apa faedah puasa, mereka akan secara otomatis mau mulai belajar untuk melakukan puasa, bahkan tak jarang pula, justru mereka yang meminta untuk ikut berpuasa.
2. Berikan contoh baik pada si kecil
Cobalah untuk mengontrol hawa nafsu kita dengan tetap segar dan beraktivitas seperti biasa saat menjalankan ibadah puasa. Bila perlu ajak dia melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti memasak hidangan pembuka untuk buka puasa atau bermain teka-teki saat waktu sudah dekat dengan buka puasa.
3. Ajarilah puasa secara bertahap
Jangan langsung mengajak si kecil puasa langsung puasa penuh hingga maghrib menjelang. Hal itu akan membuat mereka merasa sangat tersiksa. Cobalah mengajarinya dengan berpuasa mulai dari saat sahur sampai dengan pukul 10 pagi. Sementara 3 hari berjalan, kita mulai mengajarkannya berpuasa hingga pukul 12 siang. Usai berpuka tengah hari, si kecil bisa kembali berpuasa hingga maghrib tiba. Lakukanlah dengan bertahap sampai si kecil mampu berpuasa satu bulan penuh dengan puasa maghrib.
4. Berikan asupan gizi dan reward yang cukup
Berikan selalu semangat pada si kecil jika kita sudah melihat ia terlihat lemas dan kurang bersemangat. Pastikan asupan gizi mereka cukup sehingga ia tidak kehilangan tenaga saat menjalankan puasa. Berikan juga si kecil iming-iming makanan menarik untuk buka puasa agar mereka terpacu untuk mendapatkan reward jika puasanya sampai maghrib. Selamat mencoba tips ya bu... Semoga bermanfaat. (berbagai sumber)

Kamis, 26 Juni 2014

Jadi AGEN dapet SMARTPHONE? WOW!

Assalamualaikum Bundaaaa :D
Ada berita gembira nih dari BabyTofu.
Apabila anda jadi agen kami, bisa-bisa anda mendapatkan gadget terbaru dari kami :D
Waaaah, udah dapet untung dari kaos...eh masih dapet untung lagi...
Nah, yuk makanya jadi agen kami :D
Daftarkan diri anda untuk segera menjadi member kami ya Bundaaa....
Kami menanti diri anda :D






Bila Si Kecil Susah Makan....



anak susah makanAnak susah makanmerupakan permasalahan yang sering dikeluhkan orang tua, terutama para ibu. Berbagai cara seolah tidak berhasil dilakukan untuk mengatasi anak yangsulit makan. Bahkan tak jarang para ibu menjadi tertekan dan stress dalam menghadapi buah hatinya.Setiap ibu selalu diliputi kekhawatiran soal kecukupan gizi buah hatinya. Belum lagi jika anak susah makan atau pilih-pilih makanan.
Ketika si kecil berusia 6 bulan, saatnya mulai memberikanmakanan padat pendamping ASI. Saat inilah Anda mesti lebih cermat memperhatikan pola makannya. Mulai dari memberinya bubur susu, sari buah, lalu bertahap ke tekstur makanan yang lebih padat seperti nasi tim, dan seterusnya. Sayangnya proses ini tak selalu berjalan mulus, ada beberapa penyebab yg mambuat si kecil susah makan. Biasanya ini terjadi ketika usianya memasuki tahun pertama. Masalah tersebut biasanya berupa menolak makanan, tidak suka sayur, hanya mau makan yang itu-itu saja (picky eater), atau mengemut makanannya berlama-lama. Kondisi ini sudah barang tentu membuat ibu khawatir akan kecukupan gizi si kecil, mengingat mereka masih dalam masa tumbuh kembang.
FaKtor penyebab seorang anak susah makan dikarenakan faktor fisik dan faktor psikis. Faktor fisik meliputi terdapatnya gangguan di organ pencernaan maupun terdapatnya infeksi dalam tubuh anak. Sedangkan faktor psikis meliputi gangguan psikologis pada anak, seperti kondisi rumah tangga yang bermasalah, suasana makan yang kurang menyenangkan, tidak pernah makan bersama orangtua, maupun anak dipaksa memakan makanan yang tidak disukai.

Bagaimana mengatasinya?

Mungkin ada beberapa catatan penting yang terlewatkan oleh Anda saat memberi makan si kecil.Tips berikut mungkin dapat membantu Anda;
1. Coba sajikan makanan dalam porsi kecil.
Ingat, lambung si kecil belum mampu menampung makanan terlalu banyak, jadi berikan ia makanan sedikit demi sedikit.
2. Variasi makanan.
Cobalah buat beberapa pilihan menu makanan, lalu biarkan buah hati Anda memilih makanan yang ia sukai. Biasanya anak lebih suka dengan makanan pilihannya.
3. Sajikan dengan menarik
Setelah menyajikan banyak pilihan, sajikan dengan tampilan menarik. Misalnya, mencetak nasi goreng dalam cetakan teddy bear atau bebek kecil. Contoh: Makanan Unik
4. Jadikan saat makan menyenangkan
Hindari mengancam, menghukum, atau menakut-nakuti anak agar ia makan lebih banyak. Ini akan membuatnya merasa bahwa saat makan merupakan saat yang tidak menyenangkan. Dan bukan tak mungkin menimbulkan trauma psikologis baginya.
5. Makan teratur
Jadwalkan waktu makan dengan teratur, agar si kecil terbiasa dengan waktu makannya. Sama halnya dengan waktu tidur, mandi dan sebagainya.
6. Beri cemilan sehat
Setelah bisa berjalan, si kecil gemar bereksplorasi dengan lingkungannya. Apalagi ketika memasuki usia 2 tahun, aktivitasnya semakin banyak saja. Ini mungkin membuatnya sulit untuk duduk manis dan makan dengan tenang. Untuk menyiasatinya, berikan ia cemilan sehat dalam porsi kecil namun beragam. Misalnya saja bola-bola kentang isi wortel dan daging cincang, sus mini isi fla coklat, donat tabor keju, dan sebagainya.
7. Hindarkan gaya memaksa dan mengancam dalam membujuk anak. Selama waktu makan, minimalkan gangguan, misalnya matikan televisi dan jauhkan buku atau mainan dari meja makan.
8. Libatkanlah anak anda untuk menyiapkan makanan.
Misalnya dengan meminta pertolongannya untuk mengambilkan buah atau sayur di swalayan maupun membantu menyiapkan meja makan. Selain itu, anak anda memerlukan contoh dari orang tuanya. Bila anda mengkonsumsi makanan sehat, maka anak akan mencontoh pola makan anda sebagai orang tua.
9. Hindari memberi iming-iming makanan penutup sebagai hadiah.
Hal ini dapat menyiratkan bahwa makanan penutup merupakan makanan yang paling enak dan baik untuk anak. Selain itu, dapat meningkatkan keinginan mengkonsumsi makanan manis bagi anak. Anda dapat memberikan makanan penutup selama 2 hari dalam seminggu, sedangkan pada pekan berikutnya tidak anda berikan. Buah, yogurt atau makanan sehat lain dapat anda ganti sebagai makanan penutup.
10. Batasi pemberian minuman di sela-sela waktu makan.
Minuman rendah lemak maupun jus buah segar memang penting untuk anak, namun bila ananda terlalu banyak minum, tidak akan ada tempat yang cukup untuk makanan maupun kudapan sehat yang bisa masuk ke perut anak.


Sumber :Tips Mengatasi Anak Susah Makanhttp://bidanku.com/tips-mengatasi-anak-susah-makan#ixzz35jgiRfKU

Ajak Si Kecil Berlatih Sabar

Gaya merengek anak Anda mungkin berbeda, tapi hampir semua batita ingin kemauannya dituruti saat itu juga. Sebenarnya ada alasan sederhana di balik perilaku ini. Anak seusia mereka belum mengerti konsep abstrak bernama waktu. Saat Anda meminta seorang anak berusia 2-3 tahun untuk menunggu lima menit, mereka tidak menangkap maknanya. Jelasnya, mereka menginginkannya seketika. Namun ini bukan berarti Anda harus mengorbankan segala sesuatu untuk memenuhi keinginan si kecil; jika demikian, dia tidak akan belajar menunggu. Gunakan tip kami untuk menanganinya.
Si kecil selalu merasa ini adalah gilirannya, padahal bukan.
Cara menangani: Kemampuan untuk berbagi belum tumbuh hingga usia sekitar 4 tahun, jadi jangan harap si kecil akan bisa bermain dengan adil. Namun adalah ide yang cerdas untuk mengenalkan konsep menunggu dan giliran dengan mengajaknya bermain “giliranku, giliranmu”, Dr. Bellando menambahkan. “Contohnya, beri dia sebuah berry dan katakan, ‘Giliran kamu’. Lalu ambil satu buahberry untuk Anda sendiri, dan katakan, ‘Giliran Mama’. Lakukan hal yang sama ketika sedang bermain susun balok atau permainan lainnya.
Lalu, bagaimana jika si kecil tidak mau menunggu gilirannya? Jelaskan dengan tenang namun tegas bahwa dia tidak bisa memakai truk mainannya karena sedang dipakai oleh orang lain. Setelah itu, alihkan perhatiannya dengan aktivitas atau mainan lain.
Anda sedang sibuk memasak dan si kecil ingin mewarnai saat itu juga.
Cara menangani: Anda tidak akan pernah bisa membuat si batita menunggu Anda memasak, tapi setidaknya bisa mengurangi rengekannya. Karena hitungan menit dan jam tidak berarti bagi anak-anak di usia ini, jelaskan apa yang harus dilakukan sebelum Anda bisa bermain dengannya. Jika ada beberapa hal yang harus Anda kerjakan, pasang pengatur waktu (timer) agar si kecil bisa melihat perkembangannya. Tepati janji dan hentikan jika memang sudah waktunya.
Saat pergi ke supermarketsi kecil sudah merengek minta pulang.
Cara menangani: Sebelum pergi, ingatkan dia untuk bersikap baik. Jika di sana si kecil terus mengeluh, tenangkan dia dengan menunjukkan empati (“Iya, Mama tahu kamu mau pulang, Mama juga nggak suka antrean panjang”). Ajak dia bermain untuk membunuh waktu: Minta dia menunjukkan semua benda berwarna kuning di dalam trolley Anda. Jika keluhannya berubah menjadi tantrum, pergilah ke sudut sepi agar dia bisa lebih santai. Tapi, jika tidak ada hal yang bisa menenangkan, sebaiknya berhenti berbelanja dan pulang.
Si batita menyelesaikan makannya dengan cepat dan mengajak bermain, sementara Anda sendiri baru saja mulai makan.
Cara menangani: Pertama, Anda harus tahu apa yang Anda harapkan. Anak seusianya tidak bisa duduk tenang dimanapun lebih dari beberapa menit. Siasati dengan menaruh makanan di piring setiap orang pada waktu yang bersamaan, lalu bantu dia makan pelan-pelan dalam suasana bermain. Anak-anak perlu belajar untuk bersabar dan menikmati makanan mereka. Minta dia untuk tetap duduk di kursinya ketika Anda menghabiskan makanan, tapi sibukkan dia dengan mengajaknya mengobrol tentang kegiatannya seharian. Jangan menyalakan televisi karena hal ini biasanya menghambat percakapan dan membuatnya mengemut makanan.


sumber : http://parentsindonesia.com/article.php?type=article&cat=kids&id=378